Halo semua, hari ini kita akan membahas tentang Sifat Keperiodikan Unsur. Topik ini penting untuk memahami bagaimana sifat-sifat atom berubah secara teratur dalam tabel periodik. Silakan simak penjelasan berikut dengan saksama. Jika ada pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya, ya!
Jadi, jari-jari atom bisa kita pahami sebagai seberapa besar atau seberapa luas suatu atom bisa “membentangkan diri”-nya. Di dalam atom, elektron-elektron mengelilingi inti yang sangat kecil. Nah, bagian terbesar wilayah atom ini sebenarnya adalah ruang tempat elektron bergerak yang kira-kira mencakup 90% dari keseluruhan kerapatan elektron.
Bayangkan seolah-olah kita sedang melihat sebuah gedung teater yang di dalamnya banyak kursi (elektron) mengelilingi panggung (inti atom). Luasnya gedung itu bisa kita analogikan sebagai jari-jari atom tersebut.
Satu Periode (Kiri ke Kanan)
Jika kita menelusuri tabel periodik dari kiri ke kanan, jari-jari atom akan semakin mengecil. Kenapa bisa begitu? Semakin ke kanan, jumlah proton di dalam inti bertambah. Semakin banyak proton, semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron-elektron di luar. Ketika tarikannya semakin besar, elektron jadi “tertarik” lebih kuat sehingga atom semakin “menciut”. Jadilah jari-jari atomnya lebih kecil.
Satu Golongan (Atas ke Bawah)
Kalau kita bergerak dari atas ke bawah dalam satu golongan (kolom), jari-jari atom malah bertambah besar. Mengapa? Karena semakin ke bawah, jumlah kulit tempat elektron mengorbit makin banyak. Makin banyak kulit, makin besar pula ukuran atomnya, sebab elektronnya tersebar di kulit-kulit yang lebih jauh dari inti.
Tarikan inti terhadap elektron valensi: Inti atom bermuatan positif, sedangkan elektron bermuatan negatif. Semakin besar muatan inti (proton bertambah), makin kuat gaya tariknya, sehingga jari-jari atom cenderung mengecil.
Jumlah kulit atom: Setiap kali kita turun satu periode ke periode berikutnya, jumlah kulit bertambah satu lapis. Makin banyak lapisan, otomatis jari-jari atom bertambah besar.
Energi ionisasi pertama adalah energi paling kecil (energi minimum) yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom netral pada keadaan dasarnya. Kamu bisa membayangkannya seperti kita butuh “tenaga” tertentu untuk mencabut salah satu kursi (elektron) yang paling luar dari “theater” (atom).
Satu Periode (Kiri ke Kanan)
Dari kiri ke kanan, umumnya energi ionisasi semakin besar. Karena gaya tarik inti semakin kuat, elektron pun lebih sulit dipisahkan. Kita butuh energi yang lebih tinggi agar elektron itu dapat “lepas”.
Satu Golongan (Atas ke Bawah)
Dari atas ke bawah, energi ionisasi pertama cenderung menurun. Jari-jari atom semakin besar, artinya elektron valensi letaknya semakin jauh dari inti sehingga tidak begitu erat “dipegang” oleh inti. Akibatnya, “tenaga” yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron itu jadi lebih rendah.
Jumlah proton: Semakin banyak proton, semakin besar gaya tarik inti pada elektron, sehingga energi ionisasi cenderung meningkat.
Ukuran atom: Semakin besar ukuran atom, semakin mudah melepas elektron karena letaknya yang jauh dari inti.
Logam: Biasanya memiliki energi ionisasi relatif rendah. Itulah mengapa logam gampang melepaskan elektron dan cenderung membentuk ion positif (kation).
Nonlogam: Cenderung punya energi ionisasi lebih tinggi, sehingga lebih susah melepas elektron.
Berbeda dari energi ionisasi, ainitas elektron adalah energi yang dikeluarkan atau diserap ketika sebuah atom netral menangkap (menerima) elektron dan membentuk ion negatif. Kamu bisa bayangkan peristiwa ketika sebuah atom “menarik” elektron masuk ke dalam dirinya. Proses ini bisa saja melepaskan energi (jika bersifat eksotermik) atau malah membutuhkan energi (endotermik).
Satu Periode (Kiri ke Kanan)
Dari kiri ke kanan, umumnya nilai ainitas elektron akan semakin negatif (semakin besar). Semakin negatif nilainya, artinya proses penerimaan elektron semakin mudah dan energi yang dilepaskan juga semakin besar. Kecuali, gas mulia (Golongan VIIIA) yang justru sangat sulit menerima elektron karena sudah stabil.
Satu Golongan (Atas ke Bawah)
Dari atas ke bawah, umumnya ainitas elektron semakin kecil. Karena ukuran atom bertambah, tarikan inti lebih lemah untuk menarik elektron baru. Sehingga, atom cenderung melepas sedikit energi saja (atau bahkan butuh energi tambahan).
Jari-jari atom: Makin besar jari-jari, makin jauh posisi elektron terluar, sehingga menerima elektron baru bukan hal yang mudah.
Gaya tarik inti: Semakin kuat gaya tarik inti, semakin besar energi yang dilepas ketika elektron ditangkap.
Keelektronegativan merupakan kecenderungan atau “kekuatan” sebuah atom dalam molekul untuk menarik elektron yang sedang dipakai bersama (elektron ikatan) ke arahnya. Konsep ini sangat berguna saat kita mempelajari ikatan kimia. Atom dengan keelektronegativan tinggi akan cenderung “menarik” elektron lebih kuat.
Linus Pauling merancang skala numeric untuk mengukur keelektronegativan ini, dari 0 hingga 4. Semakin besar angkanya, semakin tinggi keelektronegativan atom tersebut. Dalam tabel periodik, unsur Fluor (F) biasanya memiliki keelektronegativan terbesar (sekitar 4), sedangkan unsur seperti Fransium (Fr) di sisi lain tabel cenderung sangat rendah keelektronegativannya.
Satu Periode (Kiri ke Kanan)
Nilai keelektronegativan meningkat. Dengan bertambahnya proton, gaya tarik inti terhadap elektron ikatan menjadi lebih kuat.
Satu Golongan (Atas ke Bawah)
Nilai keelektronegativan menurun. Karena semakin ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga tarikan terhadap elektron ikatan tidak sekuat atom-atom di bagian atas golongan.
Jari-jari atom: Semakin kecil jari-jari, semakin besar tarikan ke arah elektron ikatan.
Nomor atom: Semakin besar nomor atom (pada satu golongan), semakin jauh elektron valensi dari inti.
Definisi: Kecenderungan atom untuk menarik elektron dalam sebuah ikatan.
Satuan: Skala Pauling (perbandingan relatif, bukan angka energi mutlak).
Sifat: Kualitatif (cenderung berupa penilaian relatif antarunsur).
Penutup
Itulah penjelasan lengkap dan bertele-tele tentang sifat keperiodikan unsur. Kita telah belajar bagaimana jari-jari atom, energi ionisasi, ainitas elektron, dan keelektronegativan saling berkaitan dan mengapa mereka membentuk pola tertentu di sepanjang periode dan golongan pada tabel periodik. Dengan memahami konsep ini, kamu bisa memprediksi reaktivitas, jenis ikatan yang akan terbentuk, serta perilaku kimiawi suatu unsur. Semoga dengan penjelasan ini, kalian semakin paham dan bisa menguasai materi Sifat Keperiodikan Unsur!